PPIM

PPIM
Pimpinan Pondok mengukuhkan Alumni PPIM

Jumat, 26 Oktober 2012

Berqurban.....

tidak ada perjuangan tanpa pengorbanan... kelurga besar pondok pesantren ittihadul Muslimin dan segenap majlis guru asatidz dan asatizah mengucapkan Aidul Mubarak... mohon maaf lahir dan batin......
semoga semangat berkorban nabi Ibrahim As
dan Nabi Ismail As senantiasa tertanam didalam jiwa kita.
Amin......
selamat hari raya idul Adha


Rabu, 18 Juli 2012

RUNUNGAN.....






Begini lah musuh menghancurkan islam, 
lalu bagaimana sikap kita???

Ibu Guru berkerudung rapi tampak bersemangat di depan kelas sedang
mendidik murid-muridnya dalam pendidikan Syari'at Islam. Di tangan
kirinya ada kapur, di tangan kanannya ada penghapus. Ibu Guru berkata,
"Saya punya permainan. Caranya begini, di tangan kiri saya ada kapur, di
tangan kanan ada penghapus. Jika saya angkat kapur ini, maka berserulah "Kapur!", jika saya angkat penghapus ini, maka berserulah "Penghapus!" Murid muridnya pun
mengerti dan mengikuti.

Ibu Guru mengangkat silih berganti antara tangan kanan dan tangan kirinya, kian
lama kian cepat. Beberapa saat kemudian sang guru kembali berkata, "Baik sekarang
perhatikan. Jika saya angkat kapur, maka berserulah "Penghapus!", jika saya angkat penghapus, maka katakanlah "Kapur!". Dan permainan diulang kembali.

Maka pada mulanya murid-murid itu keliru dan kikuk, dan sangat sukar untuk mengubahnya. Namun lambat laun, mereka sudah biasa dan tidak lagi kikuk. Selang beberapa saat,permainan berhenti. Sang guru tersenyum kepada murid-muridnya.

"Anak-anak, begitulah ummat Islam.Awalnya kalian jelas dapat membedakan yang haq itu haq, yang bathil itu bathil. Namun kemudian, musuh musuh ummat Islam berupaya melalui berbagai cara, untuk menukarkan yang haq itu menjadi bathil, dan sebaliknya. Pertama-tama mungkin akan sukar bagi kalian menerima hal tersebut,
tetapi karena terus disosialisasikan dengan cara-cara menarik oleh mereka, akhirnya lambat laun kalian terbiasa dengan hal itu. Dan kalian mulai dapat mengikutinya. Musuh-musuh kalian tidak pernah berhenti membalik dan menukar nilai dan etika."

"Keluar berduaan, berkasih-kasihan tidak lagi sesuatu yang pelik, zina tidak lagi jadi persoalan, pakaian seksi menjadi hal yang lumrah, sex sebelum nikah menjadi suatu hiburan dan trend, materialistik kini menjadi suatu gaya hidup, korupsi menjadi kebanggaan dan lain lain. Semuanya sudah terbalik. Dan tanpa disedari, kalian sedikit demi sedikit menerimanya. Paham?" tanya Guru kepada murid-muridnya. "Paham Bu
Guru"